Rangkuman bacaan

Ada yang bermain dipohon sana
Bayi-bayi yang terlungkup manis dipohon Tarra
Batu yang menyaksikan sejarah manusia
Tanah yang dipijak oleh bermacam makhluk semesta

Dan kini manusia sudah merasa punya kuasa
Siapa punya kuasa?
Kuasa punya siapa?
Tidakkah kita terlalu lama menutup mata?

Ia berputar menuju luar
Ia datang dari dalam
Lalu ia keluar
Seakan menyeret untuk masuk dalam Shunya

Terinspirasi dan terpengaruh oleh Bilangan Fu dan Parangjati.
Masih bertanya mengapa fu dan bukan hu?

Belum berjudul

Ramai-ramai manusia lalu lalang
Gema derap kaki mereka, seakan menyiratkan kata pulang
Mereka ingin pulang
Mereka lelah akan tualang

Aku lupa rasanya dinanti dan menanti
Aku telah lelah mencari, nadi tergores pena mati
Darah.. Merah seperti darah
Sepi ini merah, seakan marah, ia resah, ia gelisah

Berandai

‌Lalu apa yang kamu cari
Sayangku, waktu hanyalah ilusi
Setahun, sewindu
Apalah artinya jika kamu tak pernah disisi

‌Sayangku
Adalah engkau yang enggan menyapaku
‌Adalah aku yang terlena dengan parasmu
Adalah kamu yang tak pernah menyadari itu
Adalah aku yang selalu mengapung diatas pulau seribu

Sayangku
Jika kamu seseorang tanpa nama
Berikan aku rupa
‌Rupa yang bisa ku jadikan khayalan doa

Jikalau kau seseorang tanpa rupa
Berikan aku nama
Agar aku bisa menangisimu
Dan menghujat waktu atas kekekalan yang fana

Sayangku
Adakah yang lebih indah
Dari bertukar puisi dibawah pohon kelapa?
Dan derau ombak serta kicau burung laut seperti riuh bertengkar

Aku dibawah lindunganmu
Kamu berbangga karena melindungiku
Kita saling menguntungkan
‌Hingga ragu untuk saling meninggalkan

Ditetaskan tanggal 19 Agustus 2015
Dipublish tanggal 11 September 2015
Namun, masih ditujukan pada orang yang sama

Merupa aku

Jika bicara tiada guna
Ingin ku robek saja mulutmu saija
Kau hanya memusingkan manusia
Kau begitu terpengaruh dunia

Wahai saija
Dengarlah, ratusan hati yang kau hina
Malu lah saija!
Perkataanmu hanya duri dalam sekam

Saija
Aku mencintaimu karna kau bagianku
Maka ku tak mau kau dirusak dunia
Namun, tidak kah egois jika kau masih merusak manusia?

Saija
Kembaranku yang malang
Ayo pulang
Hari semakin petang

Saija
Berhentilah bicara tiada guna
Karena kata
Adalah belati tanpa rupa