Doa hari ini..
Semoga kamu selalu diliputi bahagia dan memaknai saat alam bercerita
Semoga doa dan rindu bisa jadi satu padu
Dan mengetuk pintu rumahmu
Sambil memelukmu tanpa jeda
Monthly Archives: September 2015
Biskuit, kopi, dan buku
Kamu kudapan yang manis dengan bentuk aneh
Tapi tetap menemani dinginnya Desember
Nenek tua akan membacaku di kursi goyangnya
Dan mencecap dirimu puas
Di penghujung kita sama-sama habis
Melepas hasrat, berbagi nikmat
Jujurlah
Jika kau ingin pergi
Lekaslah kau jauh dariku
Jangan umbar kau kembali
Karena nantinya kau selalu punya yang baru
Atau mungkin kembali pada yang sebelumku
Maka lekaslah pergi
Jangan buat derita dengan pemikiran yang setengah seperti ini
Rangkuman bacaan
Ada yang bermain dipohon sana
Bayi-bayi yang terlungkup manis dipohon Tarra
Batu yang menyaksikan sejarah manusia
Tanah yang dipijak oleh bermacam makhluk semesta
Dan kini manusia sudah merasa punya kuasa
Siapa punya kuasa?
Kuasa punya siapa?
Tidakkah kita terlalu lama menutup mata?
Ia berputar menuju luar
Ia datang dari dalam
Lalu ia keluar
Seakan menyeret untuk masuk dalam Shunya
Terinspirasi dan terpengaruh oleh Bilangan Fu dan Parangjati.
Masih bertanya mengapa fu dan bukan hu?
Belum berjudul
Ramai-ramai manusia lalu lalang
Gema derap kaki mereka, seakan menyiratkan kata pulang
Mereka ingin pulang
Mereka lelah akan tualang
Aku lupa rasanya dinanti dan menanti
Aku telah lelah mencari, nadi tergores pena mati
Darah.. Merah seperti darah
Sepi ini merah, seakan marah, ia resah, ia gelisah
Berandai
Lalu apa yang kamu cari
Sayangku, waktu hanyalah ilusi
Setahun, sewindu
Apalah artinya jika kamu tak pernah disisi
Sayangku
Adalah engkau yang enggan menyapaku
Adalah aku yang terlena dengan parasmu
Adalah kamu yang tak pernah menyadari itu
Adalah aku yang selalu mengapung diatas pulau seribu
Sayangku
Jika kamu seseorang tanpa nama
Berikan aku rupa
Rupa yang bisa ku jadikan khayalan doa
Jikalau kau seseorang tanpa rupa
Berikan aku nama
Agar aku bisa menangisimu
Dan menghujat waktu atas kekekalan yang fana
Sayangku
Adakah yang lebih indah
Dari bertukar puisi dibawah pohon kelapa?
Dan derau ombak serta kicau burung laut seperti riuh bertengkar
Aku dibawah lindunganmu
Kamu berbangga karena melindungiku
Kita saling menguntungkan
Hingga ragu untuk saling meninggalkan
Ditetaskan tanggal 19 Agustus 2015
Dipublish tanggal 11 September 2015
Namun, masih ditujukan pada orang yang sama
Merupa aku
Jika bicara tiada guna
Ingin ku robek saja mulutmu saija
Kau hanya memusingkan manusia
Kau begitu terpengaruh dunia
Wahai saija
Dengarlah, ratusan hati yang kau hina
Malu lah saija!
Perkataanmu hanya duri dalam sekam
Saija
Aku mencintaimu karna kau bagianku
Maka ku tak mau kau dirusak dunia
Namun, tidak kah egois jika kau masih merusak manusia?
Saija
Kembaranku yang malang
Ayo pulang
Hari semakin petang
Saija
Berhentilah bicara tiada guna
Karena kata
Adalah belati tanpa rupa
Pertama
Takutnya
Aku melebih-lebihkan rasa padamu
Saat kau masih cinta padanya dalam diam
Dan aku akan menangis seharian penuh