Pesta tadi malam

Ku hisap rokok jadi racun
Aku tenggak bir kemudian jadi obat
Lalu aku trippy
Di tengah lautan manusia
Yang asik haha-hihi
Atau grepe sana-sini, horny
Aku asyik sama mainanku
Sambil tinggi ku putar kepala
Realita hanya benar salah
Di sini semua yang terpisah seakan bersatu
Garis batas, abu-abu
Jadi setelah selesai upacara tersebut
Aku kabur saja dari realita
Mengenang-kenang kala musik berdentum keras
Vokalis yang tebar pesona
Drummer tanpa baju
Bassist yang tak peduli siapa pendengarnya
Dan gitaris yang orgasme akibat musiknya sendiri
Indah
Sungguh indah

Untuk maya

Dini hari pukul dua
Aku justru diam di teras rumah
Hisap-buang asap rokok
Sudah lima batang, sisa tiga
Pun bayanganmu tak ada habis-habisnya
Satu botol anggur merah
Dioplos biar makin tinggi
Justru membuat bayangmu semakin nyata
Jadi aku ambil pisau dan gelas
Lalu aku tebas setiap bayang-bayangmu menjadi potongan kecil
Yang berubah menjadi merah pekat
Lalu aku kumpul dan kuminum
Biar asam lambung menghancurkanmu
Atau kamu yang menghancurkan lambungku?
Bodo amat!
Setidaknya kita mati bersama

Doa pagi

Semesta,
Tolong bangkitkan kepekaan atas firasat purba
Bicaralah dalam bulu yang remang
Jauhkan diri dari apa-apa yang gamang

P. S.
Mungkin sejatinya manusia memang tidak mau hidup dalam uncertainty. Pun itu pula mungkin penyebab keberanian dan prinsip untuk memilih terciptakan, agar manusia tersebut meninggalkan uncertainty dan menuju pada kepastian.

Mencari keselamatan

Terang yang kau dambakan,
hilanglah semua yang kau tanya. Terang yang kau dambakan, hilanglah semua yang kau tanya. Terang yang kau dambakan,
hilanglah semua yang kau tanya. Terang yang kau dambakan, hilanglah semua yang kau tanya.

Namun kepala justru menjadi sumur-sumur kering yang miskin ide. Tulisan yang jujur sekalipun menjadi kebohongan-kebohongan klise. Dini hari tidak menyelamatkan saya dari ruang-ruang pengap tanpa udara.

Selaput tipis

Terawang
Membagi ada dan ketiadaan
Membagi air mata dan kelegaan
Tuhan Maha Tahu
Hapus duka-duka
Yang mengantar manusia menuju sempurna
Hisap hingga lenyap
Segala karat-karat gentar
Duhai kawan
Bunda tetap kekal di ingatan
Maka merekahlah
.
.
P. S:
Tulisan untuk seorang kawan.
Awal Oktober, kawan paling baik datang dalam tangis. Ia kehilangan sebuah rupa dan raga. Berdoalah dan rekahlah, semoga Bunda bahagia dalam tidurnya.
Salam sayangku,
A.D.