Di lintasan yang berbeda
Ku ulang rekaman cerita
Pada gerbong kereta sesak udara
Terlampau sering aku murka
Hingga aku lupa
Bahwa kau juga manusia
Lalu takutku jadi sergap
Jika nanti telingamu tak lagi ada padaku
Dan matamu mengenyahkan rupaku
Pada apa aku mesti bersandar
P.s.
“aing kayaknya…”
Kira-kira lanjutan kalimat tersebut “…gabisa menghadapi berita-berita buruk kemarin kalau sendirian. Terimakasih ya, Argani.”
Sayangnya yang keluar bukan suara, tapi… He he he
P.p.s
Maaf ya selalu membuat bimbang
Senantiasa bahagia, sayang.