Sunya dunia hampa gulita
Perempuan itu bernama Saija
Bukan pelita, tapi gelap pekat
dari darah Bunda di kedua gerbang garba
Ia bukan abdi para kelompok bangsawan melata
penjilat tapal-tapal kuda
Namun, mengapa jua masih tak bergerak
dipasung, dicancang, pada dinding dengan bambu
Saija tak pernah kabur
.
.
P. S.
Lama tidak menulis, ide semakin tumpul. Terlalu sering menulis, justru jadi norak dengan yang tragis (seperti kata cinta misalnya). Ironi.