11/20/2020

Sulit bagiku menulis sepi,
Ia begitu luas dan gegap dalam dadaku
Tapi ia begitu kerdil ketika kuungkap dalam doa
Ia menciut di antara larik manusia,
Kemudian terlihat meniada dalam foto yang terlihat bahagia

Lamban waktu terasa, kadang aku lupa aku siapa
Dan tulisanku hanya berisi pertanyaan lama
Aku hidup untuk apa?
Akhirnya aku tak lagi tahu soal menulis dan lainnya
Semua terasa mentah karena berulang kali kutulis alasan untuk binasa

Resah menelurkan anak-anaknya dalam rahimku
Dan lahir di pikiran-pikiran yang lari setiap malam
Tuhan datang mencumbu, membuatku orgasme dalam narasi mistisnya
Lalu mengabsenkan dirinya sepuluh tahun belakangan
Apakah aku hanya pelacur bagi-Nya?

Andai ada kata-kataku yang mampu,
membuat orang bangun dari tidurnya dini hari dan bergegas ke kamar mandi
Andai kata-kataku yang nyaring,
dan ditanyakan orang setiap hari
“Apakah sudah terdengar adzan Maghrib?”