Ceracau

Kau ikat diriku di air
Dan kau berenang mengitari
Langit-langit di kamar yang gelap
Menelanmu dalam jelaga
Dan kelupaanku pada rupamu
Kelak suatu kala jika dunia sudah punah
Dan lahir semesta baru
Semoga aku sekadar jadi batu
Atau apapun yang tak memiliki rasa

Makan-makan

Kau tanya padaku bagaimana caramu makan?
Apa saja yang kau bilang makanan?
Apapun yang menurutmu lezat untuk dimakan
Bagaimana dengan rezim yang asu ini?
Tentu jika menurutmu itu lezat dimakan
Tapi aku tak pernah tahu cara memakannya
Tak bisakah kau kunyah lalu telan saja?
Kalau yang cuma aku sekadar kunyah lalu telan hingga kenyang ya cuma gombalanmu saja

The city so crowd, the car horn it’s honk, the fighter curse their time, the lover kiss each other cheek, the dead stays under the pit, and the old sit over their porch.
We are naked, then dressed each other with something, anything as long as we are dressed.
As the lion kiss the deer, you walk away giving up everything. On those colorful suit, meanwhile leaving me black and blue. So I just wait until you came back, and I wait, and I always wait.
One day you showed up, with many books on your hands and stories on your head. We sit and stare at each other hands. I said your hands look tired, you happily answer because now you know how to write. I’m happy to hear that I replied.
But there you go over something I don’t understand, about the story of death, about the story of lover, and new story about the magician. I sit still eat all those stories, and I’m feel full. So I thank god for all those nice stories you told me.
I see your hands become blue, and you’re starving too. So I told you stories about life that I live when you’re gone, but you smile at me and says “it’s okay I already have that stories, you should go to sleep. It must be a long day of waiting for you”
So there’s me, sleeping under the blanket and wake up having you go away again. I want to find you, but what if you come back and doesn’t find me there waiting for you. It must be sad.
I want to leave a message, but I don’t know how to write a memo. So I leave the plant outside the door, hope you’ll get the meaning behind it.
A week later I come back home, but the plant already withered. I don’t find you there, I don’t find you anywhere.
So there’s me, finding you in somewhere around my head.
Waiting you to come back home.

Berganti-ganti

Kupikir kakiku dua
Ternyata satu
Kupikir jalanku dekat
Ternyata jauh
Kupikir jariku lima
Ternyata sisa derita
Pahamlah sudah diri
Sehingga kutetapkan masa
Dan kupotong segala langkah
Kujauhi arah yang menuju barat
Menaiki sepedaku yang berkarat
Seperti kata dadu, seperti kata dadu
Kuterus kayuh, kuterus kayuh

P.s
Aku rasakan pertanda semakin kuat setiap harinya. Semoga jawaban terbaik dari semesta. Semoga.

Surat tadi pagi

Jika hidup ini lintasan berjarak
Maka kecepatan kita berlari
Selalu bergandengan dengan variabel waktu
Tapi pagi ini kutemukan
Bahwa hidup mungkin trek lari bagi orang-orang
Namun dari satu surat
Kau ubah dunia, seakan kita terus selamanya
Tak ada lagi kala, hanya ada lapisan tempat kita hidup kemudian
Barangkali itu gombalan, tapi aku terus berharap itu bukan

Aku dan mitos sepatu hitam

Jogja yang dingin
Kupesan dua tiket pergi
Untuk aku dan kepalaku
Yang terus menerus kopong
Kukumpulkan mimpi-mimpi yang hangus
Dan menukarnya dengan tempat duduk yang bau

Kulihat tubuhku ambruk di peron
Ketika aku menyebrang naik ke gerbong
Jadi kutinggalkan sepatu hitam
Yang menandakan kepergian
Kereta bawa aku pergi, kembali bergelut di ombak bumi