Harus

Mari mencari surga
Tapi untuk mencapai surga aku kudu mati
Ah persetan!
Aku masih ‘pengen‘ hidup seribu tahun lagi
Aku cari di sela-sela jari Ayah dan Bunda
Tapi aku hanya anak durhaka, katanya
Jadi hanya kutemukan neraka
Aku cari di tubuh-tubuh kekasih
Tapi surga yang sesaat ini tak pernah memuaskan jiwa
Jadi dimana surga?
Surga-surga tanpa durga

Gamang

Imaji yang berlari
Tubuh yang ditempel daging dan darah, serta kelenjar dan otot yang mengeras
Pun ia masih meremang dekat manusia lainnya
Apa yang ingin kau tiduri
Dan apa yang tak ingin kau ajak tidur
Dua hal itu, membuat gamang hatimu
Lalu hatimu hancur
Tubuh yang dulu kau ruap panasnya
Kau ambil nektarnya
Kau cium, kau hirup
Menjadi tubuh yang tak lagi kau pilih untuk diajak tidur
Kau tahu indra perasanya hancur kala kau lebih memilih terjaga
Kini hatimu gamang
Hatimu hancur
Melihat tubuh itu, yang kau jamah tiap malam
Di atas alas yang sama, kalian berpeluh
Menjadi meja besi yang dingin dan kaku
Hatinya hancur
Akibat hatimu yang hancur
Dan kau menyesal
Sungguh menyesal atas birahi yang tak lagi muncul
Pada hati dan tubuh itu

P. S.
Ditulis di sudut perpustakaan yang pengap walau lengang. Hanya ada buku Emha Ainun dan diri yang saling berhadapan seakan ingin saling menghabiskan.